Lebih Dekat dengan Anita Widayanti, Pendiri KWT Putri Tani
Awalnya Bank Sampah, Kini Menjelma KWT
beritabojonegoro.comRabu, 30 September 2015 21:00 WIB
Oleh Linda Estiyanti
Anita Widayanti ditemui BBC di sela-sela istirahat saat mengikuti
acara sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten
Bojonegoro di aula Mliwis Putih Satlantas Polres, siang hari ini, Rabu
(30/09). Dia meluangkan diri untuk membagikan pengalaman kreatifnya.
Perempuan kelahiran Bojonegoro, 7 Maret 1983 itu adalah salah satu
pendiri Kelompok Wanita Tani (KWT) "Putri Tani" Baureno. Ia tinggal RT.
13 RW. 4 Dusun Mantup, Desa Drajat, Kecamatan Baureno bersama suami dan
kedua anaknya. Sehari-hari, dia menjalani kesibukan sebagai guru di MTs
Madinatul Ulum Baureno.
Mbak Ita, sapaan akrabnya, baru aktif di dunia pertanian dua tahun
belakangan ini dengan mendirikan KWT, 2013 lalu. Dengan jerih payahnya,
dia berhasil mendapatkan bantuan dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur pada September 2015 ini. Karenanya, ia menjadi lebih
bersemangat untuk terus bergerak membantu masyarakat tani.
Pada awalnya, Ita Bercerita, dia sama sekali tidak mempunyai
pengetahuan tentang pertanian. Berangkat dari kecintaannya pada
lingkungan, melihat warga sekitar sering membuang sampah di bibir
sungai, ia kemudian berinisiasi untuk menciptakan Bank Sampah RT.
Bagi istri seorang guru di SMK Negeri 1 Kanor, Teguh Arifianto, itu,
bank sampah adalah solusi untuk mencegah kebiasaan membuang sampah
sembarangan warga sekitar. Ketika sampah dibuang sembarangan, itu akan
merusak lingkungan. Sebaliknya, kalau sampah dikelola dengan baik,
bahkan bisa mendatangkan uang.
"Waktu itu saya sempat mendatangi pamong (pemerintah desa), tapi
ternyata tidak ada dukungan. Ribet katanya. Kemudian saya meminta
dukungan kepada Ketua RT. Tidak disangka Ketua RT merespon dengan baik,"
kenang perempuan lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo
(Unitomo) Surabaya itu.
Saat dukungan sudah ada, ternyata ia kebingungan dengan tempat yang
akan dijadikan bank sampah. Warga tidak ada yang bersedia lahannya
dipakai untuk bank sampah. Hingga kemudian, ia meminta kepada ayahnya
agar mengijinkan memakai bekas kandang ayam milik sang ayah sebagai
tempat untuk bank sampah. Gayung bersambut, sang ayah setuju.
Maka, jadilah bank sampah RT tersebut. Sering Ita menawarkan agar
tempat bank sampah dibuat giliran antar warga, tetapi warga tidak
bersedia karena terlalu repot mengurusnya. Akhirnya, Ita sekeluargalah
yang harus merelakan diri mengurus sepenuhnya.
Setelah itu, dalam sebuah pertemuan di sebuah penyuluhan pertanian,
ia bertemu dengan Djoko Poedjowijono, Kasi Pengembangan SDM Dinas
Pertanian. Setelah konsultasi, Dinas Pertanian memberi dukungan agar ia
membentuk organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang cakupannya lebih
luas.
Ia tidak menunggu berlama-lama untuk mengambil kesempatan itu. Hingga
kemudian pada 2013 lalu ia mendirikan KWT Putri Tani Baureno. Dalam
organisasi tersebut, ia tidak menawarkan diri menjadi ketua. Menurutnya,
ketua adalah sosok orangtua yang bisa dijadikan panutan. Akhirnya,
bersama warga lain, disepakati ketua KWT Putri Tani dijabat oleh Istri
Ketua RT setempat, selaku tokoh masyarakat.
Yang tadinya hanya bergerak di satu kegiatan, yakni bank sampah, kini
di KWT Putri Tani Baureno sudah ada tiga bidang kegiatan. Yaitu bidang
pemberdayaan keterampilan anggota, bidang hayati untuk fokus pada usaha
pertanian, dan bidang lingkungan yang fokus pada bank sampah.
KWT Putri Tani, sampai pada tahun ini, memiliki 95 anggota. Nasabah
Bank Sampah mencapai 120 orang. Seluruhnya adalah warga setempat. Kini,
KWT terbaik Bojonegoro tersebut telah menerina bantuan senilai Rp 40
juta dari badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur. Selain bantuan
dari propinsi, KWT bentukannya sering medapat bantuan dari Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro sendiri, berupa pembibitan, pelatihan sablon,
maupun bentuk pelatihan lainnya.
Dalam kegiatan pemberdayaan, KWT miliknya dikenal mempunyai produk
unggulan berupa Minuman Toga (tanaman obat keluarga). Produk itu saat
ini juga dipamerkan dalam acara Gebyar Expo Bojonegoro yang digelar di
Stadion Letjend. Soedirman. Produk tersebut merupakan olahan anggota
KWT, Musri, yang tak lain adalah ibu kandungnya. Minuman Toga produknya
juga akan diikutkan dalam pameran produk Dinas Pertanian Propinsi
spesialis olahan toga di Malang.
Ita sempat merasa tidak mempunyai dukungan dulunya. Sekarang, banyak
sekali dukungan yang hadir untuk KWT. Selain dari keluarga sebagai
pendukung utama, ketua RT, dan Pemerintah Daerah, masyarakat pun sangat
mengapresiasi adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh KWT.
"Kalau bisa, kita harus mampu mendapat sesuatu yang bermanfaat dari
Putri Tani. Setelah ilmunya, juga bisa produktif secara ekonomi,"
pesannya menutup perbincangan dengan BBC. (lyn/moha)
Sumber : beritabojonegoro.com