Jumat, 09 Oktober 2015

PRODUK UNGGULAN DI GEBYAR EXPO BOJONEGORO 2015

Gebyar Expo Bojonegoro
26 September sampai 12 Oktober 2015
di Stadion Letjen. Sudirman Bojonegoro


Alhamdulillah, tahun ini produk unggulan KWT Putri Tani berupa minuman tradisional TOGA "Putri Tani" mendapatkan kesempatan ikut mengisi stand Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro di Gebyar Expo Bojonegoro yang dilaksanakan mulai tanggal 26 September hingga 12 Oktober mendatang.
Meski harus menempuh jarak kurang lebih 30 km sampai ke kota, Bu Musri pengusaha minuman yang dilahirkan oleh KWT Putri Tani ini mengaku senang bisa dipercaya Disperindag untuk ikut mengisi Stand yang sebagian besar diisi dengan produk handycraft ini.
Beberapa produk minuman yang dibawa antara lain :
Sari kedelai, Beras kencur, kunyit asam gula jawa, sirsak, Temulawak, gepyok dan ada juga minuman toga instant, seperti instant jahe, instant temulawak dll.


Bu Musri dengan produk jamunya







Sumber : Dokumentasi KWT Putri Tani

SOSIALISASI LANTAS

Sosialisasi Bekal Keselamatan Berlalu lintas
Bagi Pelaku Usaha Tani
Gedung Meliwisputih, Satlantas Kab Bojonegoro
30 September 2015








 
 

PROFIL PENDIRI KWT PUTRI TANI (BBC)

Lebih Dekat dengan Anita Widayanti, Pendiri KWT Putri Tani

Awalnya Bank Sampah, Kini Menjelma KWT

beritabojonegoro.com
Awalnya Bank Sampah, Kini Menjelma KWT
Oleh Linda Estiyanti
Anita Widayanti ditemui BBC di sela-sela istirahat saat mengikuti acara sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro di aula Mliwis Putih Satlantas Polres, siang hari ini, Rabu (30/09). Dia meluangkan diri untuk membagikan pengalaman kreatifnya.
Perempuan kelahiran Bojonegoro, 7 Maret 1983 itu adalah salah satu pendiri Kelompok Wanita Tani (KWT) "Putri Tani" Baureno. Ia tinggal RT. 13 RW. 4 Dusun Mantup, Desa Drajat, Kecamatan Baureno bersama suami dan kedua anaknya. Sehari-hari, dia menjalani kesibukan sebagai guru di MTs Madinatul Ulum Baureno.
Mbak Ita, sapaan akrabnya, baru aktif di dunia pertanian dua tahun belakangan ini dengan mendirikan KWT, 2013 lalu. Dengan jerih payahnya, dia berhasil mendapatkan bantuan dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada September 2015 ini. Karenanya, ia menjadi lebih bersemangat untuk terus bergerak membantu masyarakat tani.
Pada awalnya, Ita Bercerita, dia sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang pertanian. Berangkat dari kecintaannya pada lingkungan, melihat warga sekitar sering membuang sampah di bibir sungai, ia kemudian berinisiasi untuk menciptakan Bank Sampah RT.
Bagi istri seorang guru di SMK Negeri 1 Kanor, Teguh Arifianto, itu, bank sampah adalah solusi untuk mencegah kebiasaan membuang sampah sembarangan warga sekitar. Ketika sampah dibuang sembarangan, itu akan merusak lingkungan. Sebaliknya, kalau sampah dikelola dengan baik, bahkan bisa mendatangkan uang.
"Waktu itu saya sempat mendatangi pamong (pemerintah desa), tapi ternyata tidak ada dukungan. Ribet katanya. Kemudian saya meminta dukungan kepada Ketua RT. Tidak disangka Ketua RT merespon dengan baik," kenang perempuan lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya itu.
Saat dukungan sudah ada, ternyata ia kebingungan dengan tempat yang akan dijadikan bank sampah. Warga tidak ada yang bersedia lahannya dipakai untuk bank sampah. Hingga kemudian, ia meminta kepada ayahnya agar mengijinkan memakai bekas kandang ayam milik sang ayah sebagai tempat untuk bank sampah. Gayung bersambut, sang ayah setuju.
Maka, jadilah bank sampah RT tersebut. Sering Ita menawarkan agar tempat bank sampah dibuat giliran antar warga, tetapi warga tidak bersedia karena terlalu repot mengurusnya. Akhirnya, Ita sekeluargalah yang harus merelakan diri mengurus sepenuhnya.
Setelah itu, dalam sebuah pertemuan di sebuah penyuluhan pertanian, ia bertemu dengan Djoko Poedjowijono, Kasi Pengembangan SDM Dinas Pertanian. Setelah konsultasi, Dinas Pertanian memberi dukungan agar ia membentuk organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang cakupannya lebih luas.
Ia tidak menunggu berlama-lama untuk mengambil kesempatan itu. Hingga kemudian pada 2013 lalu ia mendirikan KWT Putri Tani Baureno. Dalam organisasi tersebut, ia tidak menawarkan diri menjadi ketua. Menurutnya, ketua adalah sosok orangtua yang bisa dijadikan panutan. Akhirnya, bersama warga lain, disepakati ketua KWT Putri Tani dijabat oleh Istri Ketua RT setempat, selaku tokoh masyarakat.
Yang tadinya hanya bergerak di satu kegiatan, yakni bank sampah, kini di KWT Putri Tani Baureno sudah ada tiga bidang kegiatan. Yaitu bidang pemberdayaan keterampilan anggota, bidang hayati untuk fokus pada usaha pertanian, dan bidang lingkungan yang fokus pada bank sampah.
KWT Putri Tani, sampai pada tahun ini, memiliki 95 anggota. Nasabah Bank Sampah mencapai 120 orang. Seluruhnya adalah warga setempat. Kini, KWT terbaik Bojonegoro tersebut telah menerina bantuan senilai Rp 40 juta dari badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur. Selain bantuan dari propinsi, KWT bentukannya sering medapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri, berupa pembibitan, pelatihan sablon, maupun bentuk pelatihan lainnya.
Dalam kegiatan pemberdayaan, KWT miliknya dikenal mempunyai produk unggulan berupa Minuman Toga (tanaman obat keluarga). Produk itu saat ini juga dipamerkan dalam acara Gebyar Expo Bojonegoro yang digelar di Stadion Letjend. Soedirman. Produk tersebut merupakan olahan anggota KWT, Musri, yang tak lain adalah ibu kandungnya. Minuman Toga produknya juga akan diikutkan dalam pameran produk Dinas Pertanian Propinsi spesialis olahan toga di Malang.
Ita sempat merasa tidak mempunyai dukungan dulunya. Sekarang, banyak sekali dukungan yang hadir untuk KWT. Selain dari keluarga sebagai pendukung utama, ketua RT, dan Pemerintah Daerah, masyarakat pun sangat mengapresiasi adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh KWT.
"Kalau bisa, kita harus mampu mendapat sesuatu  yang bermanfaat dari Putri Tani. Setelah ilmunya, juga bisa produktif secara ekonomi," pesannya menutup perbincangan dengan BBC. (lyn/moha)


Sumber : beritabojonegoro.com